Senin, 18 November 2019 – 22:48 WIB

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) — Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Kabupaten Bengkalis gelar Fokus Grup Discussion (FGD), mengupas gagasan pembangunan ekonomi Bakal Calon (Balon) Bupati Bengkalis, Senin (18/11).

Bertempat di Cafe Kahwa menghadirkan Syaukani Al Karim, Syahminan dan Wan Sabri. Berbagai pandangan disampaikan Balon Bupati. Diantaranya pengembangan ekonomi dari berbagai sisi. Baik sektor pertanian, perikanan dan perairan sungai dan lautan. Dibahas juga tentang pengembangan ekonomi kreatif menjadi sumber ekonomi baru di Kabupaten Bengkalis.

Seperti disampaikan Syaukani Al Karim berkembang dan tumbuh ekonomi di Bengkalis tak terlepas dari seorang pemimpin harus mampu melakukan pengoorgenasian. “Dengan begitu ekonomi akan jalan,” jelasnya.

Dirinya lebih menegaskan pengembangan ekonomi kreatif. Menjaga dan menjual kearifan lokal dan budaya. “Banyak budaya yang bisa dijual. Mari mencontoh Bali,” jelasnya.

Sedangkan Muhamad Syahminan dirinya lebih melihat atau memperhatikan ekonomi transportasi tanpa batas. “Dalam artian tanpa batas waktu dan bukan jarak,” jelas Syahminan.

Dikatakannya, pembangunan ekonomi di Bengkalis yaitu masalah jalan dan air. “Saya sudah siapkan tim untuk mengelola air gambut bisa diminum,” jelas Kadis Pekerjaan Umum Dumai ini lagi.

Sedangkan Wan Sabri menyampaikan persoalan jalur transportasi dan dirinya berencana membuat BUMD dan bekerjasama dengan BUMN untuk menyelesaikan persoalan dialami Kabupaten Bengkalis sekarang ini.

“Permasalahan permodalan lembaga usaha ekonomi desa jadi prioritas,” jelas Wan Sabri.

Ketua ISEI Bengkalis Rinto SE, menegaskan FGD dilakukan kerisauan terhadap perekonomian Bengkalis. Rinto menjelaskan di Bengkalis sektor pertanian 8 persen mayoritas dikuasai perusahaan tertentu. Sedangkan di jasa kontruksi 2.5 persen.

“68 persen sektor pertambangan. Bahkan 19 persen pertumbuhan ekonomi Riau dari Bengkalis,” jelasnya.

Dikatakannya di FGD ini paling tidak menggali potensi dan pandangan calon pemangku negeri ke depan agar ada ekonomi terbarukan.(esi)